Search
Close this search box.
Perkasa Sarana Utama | Heavy Equipment Rental Excavator Rental
  1. Home
  2. »
  3. Industry
  4. »
  5. How to harvest palm oil properly and maximum, This is the procedure!
How to harvest palm oil properly and maximum, This is the procedure!

How to harvest palm oil properly and maximum, This is the procedure!

One important process in the palm oil industry is harvesting palm oil. The harvest process must be done in a timely and efficient manner so that the results obtained can be maximized. How to harvest palm also also requires its own procedures and techniques, serta peralatan khusus.

Metode panen yang tepat akan berpengaruh pada kualitas dan kualitas hasil produksi perkebunan sawit. Proses panen ini tidak hanya asal memetik kelapa sawit yang usianya sudah matang. Apabila cara panen sawit dilakukan secara sembarangan atau salah teknik maka hasil panen bisa kurang optimal.

Itulah mengapa sangat penting untuk melakukan panen sesuai prosedur yang tepat agar mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Through this article, mari pahami bagaimana cara panen sawit, kriteria pohon siap panen, peralatan yang digunakan, tahapan panennya.

Preparation before harvest

Kegiatan panen pada perkebunan sawit adalah memotong tandan sawit dari pohonnya. Memanen kelapa sawit memerlukan persiapan yang matang dan proper. Sama seperti tanaman lainnya, pohon kelapa sawit memiliki usia panen tersendiri. Anda juga perlu mengetahui kriteria kelapa sawit sudah siap diambil.

Besides that, kegiatan memanen kelapa sawit harus dilakukan memakai peralatan khusus agar lebih produktif dan efisien. Para pekerja juga harus menggunakan alat pelindung diri demi menjaga keamanan selama bekerja. Berikut ini persiapan-persiapan yang harus Anda lakukan sebelum memanen sawit.

1. Waktu yang Tepat untuk Panen Sawit

Kelapa sawit yang telah memenuhi syarat sebagai tanaman menghasilkan (TM) memiliki sejumlah indikator tertentu. Baik pemilik kebun maupun petugas panen perlu memahami tanda-tanda kematangan buah agar dapat menghindari kesalahan dalam memanen tanaman kelapa sawit yang masih tergolong belum menghasilkan (TBM).

Tanaman kelapa sawit umumnya mulai siap dipanen ketika memasuki usia sekitar 30 month. Kematangan panen dapat dilihat dari perubahan warna tandan dan jumlah buah yang jatuh secara alami dari tandannya.

Perubahan warna tandan kelapa sawit biasanya dimulai dari hijau menjadi kehitaman, kemudian berubah menjadi merah atau oranye. Besides that, berat tandan juga menjadi indikator kematangan. Tandan dengan berat lebih dari 10 kg biasanya memiliki dua brondolan, sedangkan tandan dengan berat kurang dari 10 kg memiliki satu brondolan.

Panen yang dilakukan terlalu cepat atau terlambat dapat mempengaruhi kualitas serta harga jualnya secara signifikan. Panen dini membuat hasil sawit belum mencapai kematangan optimal, sehingga rasanya kurang manis, teksturnya keras, dan ukurannya lebih kecil.

On the contrary, panen yang terlambat menyebabkan buah terlalu matang, bertekstur lembek, atau bahkan mulai membusuk. Kondisi ini akan menurunkan kualitas dan harga jual yang merugikan petani secara ekonomi, serta menurunkan reputasi produk.

Oleh sebab itu, menentukan waktu panen yang tepat sangat penting untuk menjamin kualitas hasil panen dan memperoleh harga jual yang optimal. Siklus panen kelapa sawit yang ideal biasanya dilakukan setiap 5-7 hari sekali dengan memperhatikan tanda-tanda kematangan buah.

2. Peralatan dan Alat Pelindung Diri (APD)

Dibutuhkan peralatan khusus untuk memanen sawit agar bisa berjalan lebih cepat dan efisien. Besides that, penggunaan alat pelindung diri juga sangat penting untuk menjaga keselamatan pekerja. Berikut ini peralatan dan APD yang perlu dipakai saat panen sawit:

  • Egrek: Tongkat panjang dengan pisau sabit di ujungnya, dirancang khusus untuk memotong tandan buah kelapa sawit yang berada di ketinggian. Alat ini memudahkan pekerja menjangkau buah tanpa harus memanjat pohon.
  • Dodos: alat panen dengan bilah melengkung yang digunakan untuk memotong tandan buah sawit yang berada di ketinggian rendah. Gagangnya yang pendek memudahkan penggunaan untuk memanen buah yang dekat dengan tanah.
  • Karung dan gerobak angkut: karung digunakan untuk mengumpulkan buah sawit yang telah dipanen, sementara gerobak membantu memindahkan buah dari lokasi panen ke tempat pengumpulan.
  • Alat pelindung diri: APD meliputi helm untuk melindungi kepala, sarung tangan untuk mencegah luka, sepatu safety untuk melindungi kaki, glasses safety untuk melindungi mata dari debu, dan pakaian kerja lapangan yang tahan air.
  • Heavy Equipment: Heavy equipment such as excavator, bulldozer, and dump truck digunakan untuk membuka lahan, flatten the ground, dan mengangkut buah sawit dalam jumlah besar.

Teknik dan Prosedur Panen Sawit yang Benar

Panen sawit harus dilakukan dengan teknik dan prosedur yang benar agar hasilnya maksimal serta meminimalisir kerugian. Berikut ini cara panen sawit yang perlu diikuti mulai dari pemotongan tandan hingga pengangkutan hasil panen ke pabrik.

1. Pemotongan Tandan

Sebelum melakukan pemotongan tandan buah sawit yang telah matang, petugas panen harus terlebih dahulu mengamati tingkat kematangan buah. Proses pemotongan tandan dilakukan menggunakan dodos untuk tanaman yang berusia 3 until 5 year, sedangkan untuk tanaman yang berusia lebih dari 8 tahun digunakan egrek.

Hasil pemotongan tandan membentuk pola seperti huruf V, sehingga tangkai tandan tidak terbawa ke pabrik pengolahan. Penting untuk memastikan tandan buah tetap utuh dan bebas dari kerusakan seperti sobek atau terbuka selama proses pemotongan, pengangkutan ke tempat pengumpulan hasil (TPH), hingga pemuatan ke truk.

Langkah ini bertujuan untuk mencegah peningkatan kadar asam lemak bebas (ALB). In general, kadar ALB dalam tandan buah sawit setelah pemotongan berkisar antara 0,2% until 0,7%. Namun kadarnya dapat meningkat menjadi 0,9% until 1,0% dalam waktu 24 jam jika tandan jatuh ke tanah.

Setelah buah dipanen, Anda bisa menggunakan alat berat untuk memudahkan pengambilan dan pemindahan tandan buah. Misalnya menggunakan excavator atau mini excavator yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan kebun. Anda bisa menyewa alat berat tersebut di PT Perkasa Sarana Utama sebagai penyedia alat berat berpengalaman.

2. Pengumpulan Brondolan

Brondolan yang terdapat di ketiak pelepah dan area piringan pohon dikumpulkan dan dibawa ke tempat pengumpulan hasil (TPH) menggunakan karung bekas pupuk. Brondolan sebaiknya ditumpuk di samping tandan dengan diberi alas untuk menjaga kebersihannya.

Baik tandan maupun brondolan harus dipastikan bebas dari pasir, rubbish, tangkai tandan, serta kotoran lainnya. Tandan kosong yang telah dipanen harus ditinggalkan di lapangan (gawangan mati) dan tidak boleh terbawa ke pabrik pengolahan.

3. Pemotongan Pelepah

Apabila jumlah pelepah pada pohon kurang dari standar yang ditetapkan, pemotongan hanya dilakukan pada tandan buah saja tanpa perlu memangkas pelepah.

Namun jika jumlah pelepah melebihi standar yang dibutuhkan untuk menyangga tandan, pemotongan buah dapat dilakukan. Pelepah yang telah dipangkas sebaiknya dipotong menjadi 2 until 3 bagian dan disusun rapi di area gawangan mati.

4. Pengangkutan ke Tempat Penampungan Hasil (TPH)

Buah kelapa sawit yang telah dikumpulkan selanjutnya diangkut ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Buah tersebut disusun dengan rapi dalam barisan, dengan setiap baris terdiri dari 5 until 10 buah. Selain memastikan tangkai buah dipotong membentuk huruf V, pastikan juga posisi tangkai menghadap ke atas dan searah dengan jalur jalan.

5. Pengangkutan hasil ke pabrik

Setelah seluruh tandan buah sawit terkumpul di tempat pengumpulan hasil (TPH), tahap akhir dalam proses panen adalah pengangkutan tandan ke pabrik menggunakan truk. Pastikan ketersediaan armada truk dan tenaga kerja yang memadai untuk mengangkut tandan dari TPH ke pabrik pada hari panen.

Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Panen Sawit

Tanpa memiliki pengetahuan cara panen sawit yang tepat, bisa saja pekerja perkebunan sawit melakukan kesalahan panen. Berikut ini sejumlah kesalahan yang harus dihindari saat melakukan panen sawit.

  • Panen buah sawit yang belum matang atau terlalu matang.
  • Tidak mengumpulkan brondolan dengan baik sehingga ada potensi kerugian.
  • Menggunakan alat yang tidak sesuai dan merusak pohon sawit.
  • Pemotongan yang tidak rapi atau terlalu dalam dapat merusak batang pohon.
  • Tidak memperhatikan faktor keamanan pekerja.
  • Menunda pengumpulan atau pengangkutan buah ke tempat pengolahan dapat menyebabkan penurunan kualitas.
  • Mengabaikan pemupukan, pemangkasan daun tua, atau perawatan rutin dapat mengurangi kesehatan dan produktivitas tanaman.

Optimalkan Hasil Panen dengan Penggunaan Alat Berat

Penggunaan alat berat untuk proses panen kelapa sawit dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Besides that, dengan metode yang tepat dan pemakaian alat berat khusus maka hasil panen bisa berkualitas dan optimal. Beberapa alat berat yang bisa membantu proses panen sawit adalah excavator

Jika membutuhkan alat berat untuk memudahkan dan mempercepat panen sawit, You can rent it at PT Perkasa Sarana Utama (PSU). We provide various types of heavy equipment that can be tailored to your needs.

Our team will provide consultation to you to find heavy equipment for purchases or rental excavator which is appropriate according to project needs. Don't hesitate to contact us at CS: 0811358378 or email: rent@psualatberat.com. To be more connected, You can also follow our Instagram at @psualatberat.

Share Article

Picture of PSU Access
PSU Access

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *