Jembatan merupakan infrastruktur penting yang memudahkan mobilitas masyarakat serta menunjang kegiatan ekonomi. Infrastruktur ini dibangun untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus karena adanya rintangan. Sebagai sarana transportasi utama, konstruksi jembatan harus dibangun dengan kuat dan kokoh.
Pembangunan jembatan membutuhkan pondasi yang kuat agar mampu menahan seluruh beban jembatan. Besides that, kekuatan tersebut juga dibutuhkan agar jembatan bisa dilintasi kendaraan lalu-lalang secara aman. Itulah mengapa pembuatan jembatan melibatkan proses yang panjang dan tahapan yang kompleks.
Jembatan-jembatan penghubung ini pun ada berbagai jenisnya yang dibedakan berdasarkan struktur dan tipe konstruksinya. Through this article, mari kenali apa itu konstruksi jembatan, the types, serta tahapan dalam pembangunannya.
Apa Itu Konstruksi Jembatan?
Konstruksi jembatan adalah bangunan infrastruktur yang dibuat sebagai sarana transportasi untuk menghubungkan dua lokasi yang terpisah. Infrastruktur jembatan memungkinkan orang-orang atau benda bergerak dapat melintasi area sebelumnya terhalang.
Jembatan berfungsi sebagai struktur penghubung untuk bagian jalan yang terputus akibat rintangan alami atau buatan. Pembuatan jembatan bertujuan untuk mengatasi rintangan yang menghalangi akses jalan, seperti adanya lembah, aliran sungai, saluran irigasi, pembuangan, jalan kereta api, atau waduk.
Lintasan yang bisa dihubungkan oleh jembatan yakni dapat berupa jalan kendaraan, railway line, atau jalan khusus pejalan kaki. Keberadaan jembatan tidak hanya memperpendek waktu perjalanan menuju suatu tempat, tetapi juga membuka akses ke wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Jenis-Jenis Konstruksi Jembatan
Pembangunan jembatan di satu tempat dengan tempat lainnya bisa berbeda dari segi struktur dan tipe konstruksinya. Perbedaan jenis jembatan ini disesuaikan dengan kondisi medannya, design, serta fungsinya sebagai penghubung.
Berikut ini beberapa jenis konstruksi jembatan dan penjelasannya yang perlu Anda tahu:
1. Jembatan Plat
Jembatan jenis ini umumnya dirancang dengan bentuk menyerupai elemen struktur horizontal. Bentuk horizontal tersebut berfungsi untuk mentransfer beban mati dan beban hidup ke elemen pendukung vertikal dalam sistem struktur jembatan.
2. Jembatan Rangka (Truss Bridge)
Truss Bridge adalah jenis jembatan yang konstruksinya lebih kuat karena menggunakan kerangka truss berbentuk segitiga. Meskipun tiangnya tidak menancap langsung ke dasar atau tanah, kerangka segitiga membuat tiang jembatan menjadi lebih stabil dan kokoh dengan menghubungkan satu tiang ke tiang lainnya.
Besides that, garis-garis diagonal pada rangka jembatan berfungsi untuk mendistribusikan beban ke area yang lebih luas. Desain rangka jembatan ini dirancang untuk membuat tekanan tidak terpusat pada satu titik saja.
3. Jembatan Balok (Beam Bridge)
Sering disebut sebagai jembatan girder, jenis konstruksi ini dikenal sebagai yang paling sederhana dalam pembangunan jembatan. Usually, jembatan ini memiliki desain horizontal yang lurus, dilengkapi dengan tiang vertikal sebagai penyangga untuk memberikan kestabilan.
Tiang penyangga jembatan ini biasanya terbuat dari baja atau beton yang ditanam ke dalam tanah. Beam bridge umumnya dibangun untuk menghubungkan dua area yang jaraknya relatif dekat, seperti lokasi yang terpisahkan oleh sungai.
4. Jembatan Lengkung (Arch Bridge)
Jembatan lengkung dikenal sebagai salah satu desain konstruksi tertua di dunia. Biasanya jembatan ini terbuat dari material seperti beton cor dan batu. Desain ini sering digunakan untuk jalur kereta api, terutama di wilayah perbukitan dengan medan yang curam.
Namun jenis jembatan ini memiliki kelemahan dari segi kerentanannya terhadap perubahan suhu dan cuaca, So therefore, jembatan ini memerlukan perawatan yang intensif agar dapat tetap berfungsi dengan baik selama puluhan tahun.
5. Jembatan Kabel (Cable Stayed Bridge)
Konstruksi jembatan jenis ini menggunakan kabel sebagai komponen utama untuk menopang lantai lalu lintas. Kabel tersebut langsung disangga oleh menara atau tower. Struktur ini terdiri dari girder dengan satu atau lebih tower yang ditempatkan di atas pilar jembatan di tengah bentangan.
Dengan pusat beban yang relatif rendah, bridge cable-stayed sangat cocok digunakan di wilayah yang rawan gempa. Besides that, konstruksi ini juga ideal untuk berbagai panjang bentangan, starting from 100 until 600 meter.
6. Jembatan Gantung (Suspension Bridge)
Suspension Bridge adalah jenis jembatan yang menggunakan kabel utama (main cable) untuk menopang kabel gantung yang menyangga lantai lalu lintas. Lantai lalu lintas pada jembatan ini biasanya tidak terhubung langsung dengan pilar karena beban gelagar sepenuhnya didukung oleh kabel.
Jika terjadi angin kencang berintensitas tinggi, jembatan ini dapat ditutup untuk menghentikan arus lalu lintas karena kondisi angin bisa membahayakan stabilitas pengemudi. Jenis gantung ini umumnya digunakan untuk bentangan panjang hingga mencapai 1.400 meter.
7. Jembatan Kantilever
Jembatan kantilever memiliki ciri khas berupa pilar vertikal yang tertanam kokoh di tanah. Pilar ini berfungsi untuk menopang dek horizontal yang memanjang di atasnya. Besides that, jembatan ini menggunakan pondasi datar dengan rangka batang baja sebagai material utama konstruksinya.
8. Jembatan Bowstring
Dari segi struktur pondasi, bridge bowstring merupakan perpaduan antara jembatan lengkung dan gantung. Jembatan ini mengandalkan gaya horizontal untuk mendukung struktur lengkungnya. Lengkungan tersebut terletak di atas jalur lalu lintas, sementara elemen vertikalnya secara otomatis berfungsi sebagai penopang dek.
Read Also : 4 Types of Construction Projects, Goals and Examples
Tahapan Konstruksi Jembatan
Konstruksi jembatan memiliki struktur atau karakteristik yang berbeda dengan jenis konstruksi lainnya. Pembuatan jembatan memerlukan perhitungan desain dan skema tersendiri, serta tahapan yang kompleks.
Berikut ini tahapan konstruksi jembatan yang dimulai dari perencanaan hingga penyelesaian:
- Perencanaan
- Desain Arsitektur
- Persiapan Lokasi
- Pembangunan Pondasi
- Pemasangan Struktur Utama
- Pembangunan Lantai Jembatan
- Pemasangan Rangka Atas
- Penyelesaian Struktur Samping dan Railing
- Penyelesaian Permukaan Jalan
- Penyelesaian dan Pengujian
- Pengawasan Kualitas
Read Also : 6 Stages of Building Construction Projects According to the Indonesian Architects Association
Apa saja yang Menjadi Bagian Konstruksi Jembatan?
Konstruksi jembatan terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu struktur atas, struktur bawah, dan pondasinya.
- Struktur atas: bagian yang memindahkan beban lantai jembatan menjadi ke arah horizontal.
- Struktur bawah: bagian yang menyangga atau menopang beban struktur atas dan beban lain yang disebabkan oleh aliran air, tekanan tanah, and others.
- Pondasi: bagian mendapat beban dari rangka utama dan meneruskannya ke tanah atau material di bawahnya.
Apa saja Struktur atas Jembatan?
Struktur atas jembatan terdiri dari beberapa bagian, yaitu trotoar, girder, dan balok diafragma.
- Trotoar: Jalur yang dibuat lebih tinggi dari jalan, namun tetap sejajar. Jalur ini dibuat untuk pejalan kaki.
- Girder: Bagian di struktur atas yang fungsinya sebagai penyalur beban kendaraan pada bagian atas ke bagian bawah atau abutment.
- Balok Diafragma: Bagian penyangga yang memanjang dan fungsinya hanya sebagai balok penyangga biasa, bukan sebagai penopang beban plat lantai.
Pondasi apa yang Digunakan pada Jembatan?
Pondasi yang digunakan pada jembatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Pemilihan jenis pondasi harus mempertimbangkan karakteristik tanah, beban struktural, serta kondisi lingkungan di lokasi konstruksi.
Berikut adalah jenis-jenis pondasi jembatan yang umum digunakan:
- Pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation): Pondasi dari tiang beton atau baja yang ditanam ke dalam tanah hingga mencapai lapisan yang kuat. Cocok untuk tanah yang tidak mampu menahan beban jembatan di permukaan.
- Pondasi Telapak (Spread Footing): Pondasi dangkal berupa plat beton yang ditempatkan di permukaan tanah dan untuk mendukung kolom atau tiang pada jembatan.
- Pondasi Bor (Drilled Shaft): Pondasi ini terdiri dari lubang bor yang diperbesar dan diisi dengan beton. Cocok untuk tanah lunak atau lempung dan digunakan untuk jembatan dengan beban berat.
- Pondasi Batu Gamping (Caisson Foundation): Pondasi yang digunakan untuk jembatan yang melintasi sungai atau air. Penopang ini terdiri dari struktur beton bertulang yang ditempatkan di dasar air dan diisi material berat untuk stabilitas.
- Pondasi Langsung (Shallow Foundation): Pondasi yang berdiri langsung di atas tanah dasar. Penopang ini biasanya digunakan ketika lapisan tanah keras terletak tidak terlalu dalam.
- Pondasi Dalam (Deep Foundation): Pondasi yang menggunakan tiang pancang atau tiang bor untuk menyalurkan beban ke lapisan tanah yang lebih dalam dan kuat.
Apa saja Komponen Jembatan?
Komponen yang ada konstruksi jembatan sangatlah banyak dan masing-masing memiliki fungsi tersendiri untuk menyusun sebuah jembatan. Berikut ini komponen-komponen pada jembatan:
- Fondasi
- Pilar atau Tiang Penopang
- Pylon
- Abutment (Penopang Ujung)
- Superstruktur
- Deck (Lantai Jembatan)
- Gelagar (Girder)
- Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall)
- Railing atau Pembatas (Guardrail)
- Jembatan Penghubung atau Lalu Lintas (Approach Structure)
- Sistem Drainase
- Kabel dan Penyangga (untuk Jembatan Gantung atau Cable-Stayed)
Apa saja Bahan Konstruksi Jembatan?
Dalam konstruksi jembatan, pemilihan material adalah salah satu hal penting yang mempengaruhi kekuatan dan daya tahan jembatan. Terdapat berbagai bahan yang bisa digunakan untuk konstruksi jembatan, di antaranya yaitu beton, baja, besi tuang, batu, kayu, asfal, aluminium.
Selain bahan konvensional seperti yang sudah disebutkan, konstruksi jembatan modern juga sudah mengadopsi material-material inovatif seperti komposit serat dan beton pra-tekan. Kedua material tersebut menawarkan kelebihan dari segi kekuatan, durability, dan efisiensi.
Jembatan termasuk Infrastruktur Apa?
Jembatan adalah salah satu komponen penting dalam infrastruktur transportasi darat, yang juga termasuk bagian dari infrastruktur jalan raya. Infrastruktur jalan raya mencakup jaringan jalan, bridge, tunnel, dan simpang susun yang berfungsi sebagai elemen vital dalam mendukung mobilitas orang dan distribusi barang.
Pentingnya Menggunakan Alat Berat Berkualitas untuk Proyek Konstruksi Jembatan
Konstruksi jembatan memiliki struktur yang berbeda dari jenis konstruksi lain, serta melibatkan tahapan yang kompleks. Untuk kelancaran dan produktivitas pembangunan jembatan maka diperlukan alat berat yang berkualitas. Pembangunan jenis jembatan juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan, kebutuhan penggunaan, and others.
If you need it heavy equipment rental yang berkualitas dan terjamin keamanannya untuk proyek, PT Perkasa Sarana Utama (PSU) ready to be your best equipment rental solution. We provide various types of heavy equipment including mini excavators of the best quality that can support the smooth running of your work.
With pleasure, our team will help you find the right machine for any project. To get the right solution that suits your needs, Don't hesitate to contact us at CS: 0811358378 or email: rent@psualatberat.com. To be more connected, You can also follow our Instagram at @psualatberat.