Proyek konstruksi merupakan kegiatan membangun suatu infrastruktur atau bangunan yang dilakukan secara terencana dan terstruktur. Oleh karena itu, proyek ini tidak bisa dikerjakan dalam waktu singkat. Terdapat beberapa tahapan proyek konstruksi bangunan yang perlu dipahami bagi Anda yang berkecimpung atau ingin mendalami bidang teknik sipil.
Rangkaian tahapan dalam proyek konstruksi berperan penting untuk memastikan proyek berjalan lancar dan menyelesaikan target sesuai rencana. Jadi tidak asal mendirikan bangunan, tahapan proyek konstruksi bangunan dimulai dari perencanaan awal hingga pelaksanaan dan pasca jadi.
Setiap tahapan memiliki fungsi krusial yang saling terhubung dan menentukan rangkaian proses dalam pekerjaan konstruksi. Untuk membantu Anda memahaminya, artikel ini akan menjelaskan tentang tahapan pekerjaan konstruksi bangunan menurut konsep dari Ikatan Arsitek Indonesia.
1. Konsep Rancangan
Tahapan pertama dalam proyek konstruksi adalah membuat konsep rancangan. Bagian ini dimulai dengan merancang proses serta struktur bangunan yang akan dibangun. Pada tahap perancangan, dilakukan pengumpulan dan analisis terhadap seluruh data serta informasi yang diperlukan.
Data yang diperoleh akan diolah menjadi program rancangan yang disusun oleh arsitek dalam proyek. Program ini dibuat dari data primer dan sekunder, serta informasi tambahan yang penting untuk menetapkan batasan dan tujuan proyek. Program Rancangan ini kemudian akan diperiksa dan disetujui oleh pengguna jasa.
Selain program rancangan, hasil dari pengolahan data juga berupa konsep rancangan. Konsep ini menjadi dasar pertimbangan berbagai aspek pekerjaan konstruksi, termasuk struktur, elektrikal, mekanikal, dan keahlian lainnya yang sifatnya tentatif tergantung kebutuhan proyek.
2. Pra-Rancangan (Skematik Desain)
Pada tahap ini, akan disusun pola dan bentuk arsitektur dalam wujud gambar. Sedangkan aspek fungsional akan disajikan dalam bentuk diagram. Selain itu, aspek lain seperti perkiraan luas lantai, sistem konstruksi, estimasi biaya, penggunaan material, dan durasi konstruksi akan disampaikan dalam laporan tertulis dan visual.
Desain skematik pada tahap ini harus dapat dimengerti oleh pihak pengguna jasa konstruksi. Oleh karena itu, penyajian informasi sangat krusial dan akan mempengaruhi kesuksesan proyek konstruksi secara keseluruhan. Penting untuk memastikan bahwa informasi disajikan detail dan mudah dipahami, terutama terkait konsep perancangan dan anggarannya.
3. Pengembangan Rancangan
Setelah seluruh program dan konsep disetujui oleh pengguna jasa, proses konstruksi masuk ke tahap pengembangan rancangan. Pada tahap ini, akan dilakukan sejumlah revisi dan penyempurnaan data serta informasi terkait proyek sebelum melanjutkan tahap berikutnya.
Proses pengembangan rancangan mencakup peninjauan ulang dan rincian mengenai ketersediaan material, metode konstruksi, serta aspek ekonomis proyek. Selain itu, estimasi biaya konstruksi akan disusun berdasarkan sistem bangunan yang direncanakan. Informasi ini disajikan dalam bentuk gambar, diagram, dan laporan tertulis.
4. Pembuatan Gambar Kerja
Pada tahap ini, arsitek bertanggung jawab untuk mengubah seluruh konsep desain menjadi gambar teknis yang lengkap dan mendetail. Setiap detail teknis dijelaskan secara rinci agar dapat digunakan sebagai panduan dalam proses pelaksanaan serta pengawasan konstruksi kedepannya.
5. Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi
Tahap ini terdiri dari dua bagian, yaitu penyiapan dokumen (pengadaan pelaksana konstruksi) dan pelelangan. Pada tahap pertama, gambar kerja diubah menjadi dokumen pelelangan yang memuat uraian rencana kerja, persyaratan teknis pelaksanaan, serta rencana anggaran biaya (RAB).
Selanjutnya pada tahap pelelangan, arsitek akan mendampingi pengguna jasa dalam mempersiapkan dokumen pelelangan. Tugasnya melakukan presentasi teknis dan ruang lingkup pekerjaan, menerima penawaran biaya, hingga memberikan rekomendasi pelaksana konstruksi. Kemudian perjanjian kerja konstruksi disusun antara pengguna jasa dan pelaksana.
6. Pengawasan Berkala
Tahap akhir dalam pekerjaan konstruksi ialah melakukan pengawasan berkala. Proses ini mencakup peninjauan dan pengawasan rutin di lapangan, serta penyusunan laporan mingguan proyek.
Selain itu, arsitek juga akan menghadiri pertemuan berkala dengan pengguna jasa, minimal sekali sebulan. Pertemuan ini bertujuan untuk membantu pengguna jasa dalam membuat keputusan terkait berbagai proses konstruksi yang sedang berlangsung.
Tahapan Konstruksi Bangunan secara Umum
Tahapan proyek konstruksi bangunan secara umum terdiri dari dua: tahap perencanaan dan tahap konstruksi. Pekerjaan proyek diawali dengan melakukan perencanaan dan perancangan. Setelah itu akan dilanjutkan tahap konstruksi atau pelaksanaan pembangunan fisik. Pasca konstruksi jadi, terdapat tahap operasional dan penggunaan serta pemeliharaan.
1. Tahap Perencanaan dan Perancangan
Pada tahap ini, penggarap proyek akan melakukan perencanaan dan perancangan untuk didiskusikan dengan owner atau pemilik proyeknya. Tahap ini akan melibatkan sejumlah kegiatan, seperti analisis tanah, mengurus perizinan, dan pembuatan desain.
- Analisis Tanah
Dalam tahap perencanaan, penggarap proyek akan melakukan analisis tanah sebagai langkah awal yang sangat penting. Proses ini melibatkan pengujian dan analisis kondisi tanah di lokasi pembangunan untuk mengetahui daya dukung dan karakteristiknya.
Hasil dari analisis tersebut biasanya dituangkan dalam laporan yang berisi data tentang komposisi tanah, kadar air, serta potensi risiko seperti likuifaksi atau penurunan tanah. Proses ini bertujuan untuk menentukan jenis fondasi yang tepat, menghitung beban tanah, serta memitigasi risiko geoteknik dalam desain struktur bangunan.
- Perizinan
Setelah analisis tanah, tahap berikutnya adalah mengurus izin-izin yang diperlukan untuk memulai proyek pembangunan. Salah satu izin penting yang diperlukan adalah Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat.
Surat PBG dibutuhkan untuk memastikan bahwa rencana konstruksi sesuai dengan standar teknis dan peraturan yang berlaku. Selain itu, Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) juga diperlukan untuk memastikan penggunaan lahan tersebut legal. Selain itu, konsultasikan dengan pemerintah daerah diperlukan untuk mengetahui aturan perizinan lokal.
- Design
Pada tahap perencanaan ini, pembuatan desain bangunan juga dilakukan. Biasanya pemilik bangunan akan memanfaatkan jasa arsitek untuk membantu merancang desain tersebut. Desain merupakan tahap akhir dari proses perencanaan, dimana arsitek dan insinyur bekerja sama untuk menyusun rencana teknis bangunan.
Proses tersebut meliputi pembuatan gambar teknis, rencana tata ruang, serta analisis struktural guna memastikan bangunan memiliki kekuatan dan keamanan yang memadai. Desain harus memperhitungkan berbagai aspek seperti estetika, fungsi, dan kepatuhan terhadap peraturan setempat.
2. Tahap Konstruksi
Setelah melewati berbagai tahapan sebelumnya, proyek bisa masuk ke tahap pelaksanaan atau konstruksi. Pada tahap ini, rencana yang telah disusun dan ditetapkan akan mulai direalisasikan oleh kontraktor. Proyek dijalankan sesuai dengan jadwal, rencana anggaran biaya (RAB), dan standar kualitas yang telah disepakati.
- Pengadaan (Procurement/Tender)
Tahap pengadaan atau pelelangan merupakan proses menyiapkan semua bahan, peralatan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk proyek konstruksi. Proses tender dilakukan untuk memilih penyedia barang dan jasa dengan mempertimbangkan anggaran dan jadwal yang telah ditetapkan.
Setiap proyek memerlukan berbagai jenis tenaga kerja dan profesional yang sesuai. Material dan peralatan yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik proyek. Pengadaan yang efisien sangat penting untuk memastikan bahwa semua sumber daya tersedia tepat waktu dan sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan.
- Pelaksanaan (Construction)
Setelah proses pengadaan selesai, langkah berikutnya adalah tahap pelaksanaan. Pada fase ini, rencana yang telah disusun mulai diwujudkan secara fisik. Kontraktor dan sub-kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Tahap pelaksanaan meliputi pembangunan pondasi, struktur bangunan, serta instalasi sistem mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP), hingga penyelesaian akhir. Selama fase ini, pengawasan yang ketat sangat penting untuk memastikan proyek berjalan sesuai dengan jadwal dan anggaran yang telah ditentukan.
- Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)
Setelah tahap konstruksi selesai, proses pemeliharaan dan persiapan penggunaan dimulai. Pada fase ini, dilakukan pemeriksaan rutin dan perbaikan yang diperlukan. Selain itu, pelaksana juga menyusun petunjuk operasional dan panduan pemeliharaan bangunan.
Tujuan dari tahap pemeliharaan adalah untuk memastikan bahwa bangunan telah sesuai dengan kontrak yang disepakati. Selain itu, pemeliharaan dan persiapan juga bertujuan untuk memastikan semua fasilitas berfungsi dengan baik.
- Human Bionomic (Maintenance & Start Up)
Tahap berikutnya fokus pada prinsip-prinsip human bionics, yaitu menilai dampak bangunan terhadap kesehatan, kenyamanan, dan lingkungan. Desain yang ergonomis dapat meningkatkan produktivitas serta kualitas hidup penghuni atau pengguna bangunan.
Jenis Alat yang Digunakan dalam Konstruksi Bangunan
Alat yang dibutuhkan dalam proyek konstruksi dibedakan menjadi dua kategori, yaitu alat ringan dan alat berat. Contoh alat ringan: palu, gergaji, kunci pas, bor listrik, waterpass, pemotong keramik, dan lainnya. Contoh alat berat: ekskavator, bulldozer, crane, wheel loader, grader, forklift, asphalt paver, roller, dan lainnya.
Alat ringan untuk konstruksi sangat mudah didapatkan di toko perlengkapan teknik sipil maupun secara online di e-commerce. Namun untuk alat berat, Anda harus mencari penyedia yang terpercaya dan berkualitas. Mengingat mahalnya harga peralatan tersebut, menyewa alat berat bisa menjadi solusi terbaik.
Bagi Anda yang sedang mencari alat-alat untuk proyek konstruksi, PT Perkasa Sarana Utama menyediakan beragam alat berat yang berkualitas dan terjamin keamanannya. Dengan pengalaman selama 20 tahun, kami menyediakan peralatan yang cukup lengkap untuk berbagai jenis proyek, seperti konstruksi gedung, industri, teknik sipil, hingga perumahan.
Setiap peralatan dari kami sudah dilengkapi dokumen legal seperti SIO dan SILO untuk memastikan kelancaran pekerjaan Anda tanpa hambatan. Kami juga menjamin semua alat berat selalu dalam kondisi prima karena perawatan rutin. Selain itu, kami juga memiliki operator profesional yang bersertifikasi dan berpengalaman dalam berbagai jenis proyek.
Tim mekanik kami juga siap memberikan dukungan penuh, 24 jam setiap hari. Jangan ragu menggunakan peralatan dari kami demi kelancaran setiap tahapan proyek konstruksi bangunan yang Anda kerjakan. Silakan bertanya atau konsultasi lebih dulu dengan tim kami di CS Center 0811358378 atau email rent@psualatberat.com.